Gelombang tinggi sejak semalam hingga Rabu (8/6) pagi melanda tiga pantai di pesisir selatan Purworejo, yaitu Pantai Jatimalang, Jatikontal dan Keburuhan. Ketinggian gelombang mencapai 4 meter lebih. Akibatnya para nelayan mengevakuasi kapal-kapalnya ke titik-titik aman.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Drs Boedi Hardjono, menjelaskan, di Pantai Jatikontal, air pasang melewati tanggul peringatan hingga ke tanaman cemara laut.
Sementara Kasi Kesiapsiagaan, R Iman Ciptadi, menambahkan, di Pantai Jatimalang, gelombang pasang hingga mencapai kolam renang buatan yang jaraknya sekitar 50 meter dari bibir pantai. Gelombang tinggi datang susul menyusul.
"Berdasarkan pengumunan BMKG, rob dan gelombang tinggi diprediksi berlangsung hingga 12 Juni mendatang,"imbuh Iman Ciptadi.
Menurut Boedi Hardjono, untuk sementara wisatawan di ketiga pantai itu harus lebih waspada karena membahayakan. Wisatawan dihimbau untuk tidak berada do zona bahaya.
Gelombang pasang melanda pantai selatan wilayah Kabupaten Cilacap, Ahad (6/6). Air laut yang mengalami pasang ditambah dengan hembusan angin yang kuat, menyebabkan gelombang air di pantai menjadi cukup tinggi.
Bahkan di Pantai Cemara Sewu Kecamatan Jetis yang berada di wilayah paling timur Kabupaten Cilacap, sejumlah warung yang berdiri di sepanjang pantai tersebut mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang pasang.
''Hingga hari ini, gelombang masih tinggi meski sudah tidak setinggi kemarin,'' jelas Dika (42), salah seorang pemilik warung di Pantai Cemara Sewu, Senin (6/6).
Dia menyebutkan, fenomena gelombang tinggi sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Karena itu, banyak nelayan dengan perahu kecil yang juga memilih tidak melaut dalam kondisi gelombang laut seperti sekarang.
''Tapi gelombang laut paling besar terjadi pada Ahad (5/6). Saat itu, gelombang laut naik hingga sekitar 3 meter sehingga merobohkan banyak warung yang sebenarnya berdiri agak jauh dari bibir pantai,'' katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara mengatakan sejauh ini tidak diperoleh laporan adanya korban jiwa. ''Kami mendapat laporan ada beberapa bengunan yang rusak akibat gelombang pasang. Tim dari BPBD Cilacap masih melakukan pendataan akibat kejadian kemarin,'' katanya.
Kepala kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo menjelaskan, fenomena gelombang tinggi di pantai selaran sebenarya sudah terjadi sejak sepekan terakhir. ''Gelombang tinggi ini tidak hanya terjadi di tengah laut samudera Indonesia saja. Tapi juga sampai bibir pantai,'' jelasnya.
Dari pantauan yang dilakukannya di Stasiun Meteorologi Cilacap, ketinggian gelombang di kawasan perairan pantai bisa mencapai 3,5 meter. Dengan gelombang setinggi itu, maka bangunan atau pohon yang berada tidak jauh dari bibir pantai bisa terjangkau gelombang.
''Untuk itu, kita juga sudah mengeluarkan edaran pada pemangku wilayah pantai agar wisatawan yang datang juga diminta berhati-hati. Jangan mandi-mandi di laut dalam kondisi laut seperti sekarang,'' jelasnya.
Menurutnya, tingginya gelombang laut pantai, disebabkan kecepatan angin yang cukup tinggi dari arah samudera. Kecepatan angin mencapai 30 knot atau mencapai di atas 50 kilometer per jam.
''Adanya tekanan rendah di barat daya Sumatra, turut mempengaruhi terjadi gelombang laut tinggi di pantai selatan Jawa. Tak hanya itu, arah angin yang searah dari tenggara menuju barat laut juga membuat gelombang tinggi,'' tuturnya.
EmoticonEmoticon